Kita adalah pernah




"Kita adalah pernah."

 

Aku tak paham apa yang semesta kerjakan sore ini,

tak ada senja begitupun hujan,

namun ditelingaku terdengar kalimat kalimat penyesalan,

kenapa  kala itu aku tak bisa menahanmu lebih lama lagi?,

Tapi mau bagaimanapun aku menahanmu mungkin hanya akan timbul rasa sakit.

 

Semesta, aku ingin bertanya!

Yang jahat sebenarnya orang ketiga, atau dia yang membuka hati untuknya?

Mungkin tak ada yang salah diantara kita mengenai perasaan,

hanya saja, aku yang jatuh cinta sendirian.

 

Tetap saja, kenapa kamu harus mendua?

Andaikan saja kala itu kamu memintaku untuk pergi, mungkin akan aku penuhi,

tapi kenapa?, apakah luka adalah bumbu wajib dalam sebuah cinta?

Atau aku yang terlalu menaruh ekspetasi yang terlalu tinggi,

sehingga begitu sakit saat dijatuhkan oleh kenyataan.

Tetap saja, kenapa?,

Kenapa?

Kenapa?

 

Entahlah, semuanya sudah sirna.

Tuhan, tolong atur saja bagaimana baiknya,

sudah habis kata kata untukku meminta,

mungkin aku hanya ingin berterimakasih saja.

 

Tuhan, aku juga minta maaf,

tentang aku yang pernah menjadikan tiga malamku untuk mendoakannya,

bukan berserah diri kepadamu.

 

Memang berat, sakit, pedih,

ketika memohon kepada Tuhan bukan untuk menyatukan,

tapi memohon untuk melupakan.

 

Mau bagaimana lagi?

Aku juga manusia,

bisa mengalami trauma berkepanjangan,

hanya karna sebuah pengkhianatan.

 

Bii

05/03’21




( foto : pexels-aadil-1812237 )

Posting Komentar

0 Komentar