Misah-misuh

 



Misah-misuh

 

Aku masih setia dengan kopiku, duduk di antara insan-insan yang sibuk saling menyulangkan air sebagai salah satu ritual memanggil sekumpulan kegelisahan dan keresahan.

Botol kaca beradu dengan gelas, menciptakan denting suara yang menjadi tanda jeda antara kegelisahan satu kepada kegelisahan lainnya.

Riuh ruang ini penuh dengan cerita dari isi kepala. Beberapa orang melukiskan dendam, beberapa lainnya mengukir sumpah serapah, beberapa juga tertawa lega atas cerita laranya yang kini telah menemui telinga.

Aku terus meneguk kopi hingga sampai pada ampasnya, kalian terus memutar gelas sampai pada batasnya. Kami tak pernah mengenal malam, bising ini akan terus kami senandungkan. Hanya pagi yang menjadi pertanda bahwa semua harus segera di akhiri.

Pagi datang dan kami baru saja akan menikmati mimpi. Sebab, terkadang terus-terusan meneguk kenyataan akan terlalu melahkan bukan?

 

Kontrakan Syariah

(2022) 07/12


Posting Komentar

0 Komentar