Lebih indah senyummu daripada lukisan itu


"Lebih indah senyummu daripada lukisan itu"

 

Di sore yang masih asik bergurau dengan hujan ini, aku menemukan tubuhmu yang sedang bersimpuh pada lorong lorong kecemasan itu. 

Kau biarkan lukisan lukisan megah itu menyaksikan tubuhmu yang anggunnya tiada banding, tak adil rasanya jika aku hanya mematung disudut ruangan ini, ku coba saja mendekatimu dan kurangkul tubuh anggunmu itu.

“Mampus!”, ucapku pada lukasin lukisan megah itu yang melototiku dengan penuh cemburu, biar saja aku jadi bulan bulanan perbincangan mereka, tak peduli yang terpenting aku bisa menggapai tubuh anggunmu yang kian hari semakin tenggelam kedalam kesendirian itu.

“Terima kasih” ucapmu lirih yang membuatku tak bisa beralih dari matamu yang begitu jernih.

Memang benar, tubuhmu begitu anggun, bahkan hari ini aku tak tertarik dengan lukisan lukisan di pameran ini, aku lebih tertarik dengan lukisan senyum di wajah cantikmu itu.

Dan sampailah di ujung ruangan ini, kemudian dengan keyakinanku, aku menantang sang pelukis yang memiliki pameran ini.

Aku mulai mengeluarkan alat alat lukisku, dari kuas hingga kanvas ku persiapkan semua.

Dengan sangat berhati hati aku memulai semuanya, dan pada hasil akhir ku bandingkan lukisanku dengan lukisannya sang pelukis itu.

Ternyata aku kalah, lukisan dari sang pelukis itu memang teramat megah sedang lukisanku tak ada orang yang bisa memahami.

Tapi tiba tiba kau menepuk pundakku dari belakang, kau berkata bahwa lukisanku memang tak pantas ada di ruangan ini, “kau salah tempat, sini pajang dan pamerkan saja lukisanmu di dinding dinding hatiku, bukankah lukisanmu itu berisi tentang perasaanmu padaku?”

Ucapmu diiringi senyum yang kemudian bisa membuat senja datang tiba tiba.

 

(2021) 14/11

Di sebuah khayalan, di depan pameran lukisan (bersamamu).

Posting Komentar

0 Komentar