"Sesal yang tak ku sesali"Sesal yang tak akan pernah ku sesali.Dari yang semula menjadi yang paling dekat, namun kini rupamu hanya tinggal bayang pekat. Dari yang semula rela menahan kantuk, sampai kini tak segan untuk saling mengutuk.Di dalam kamarku sesal itu terus saja bergentayangan,memaksaku membuka ingatan bulan lalu saat semua masih baik baik saja. Saat itu dijam yang sama seperti sekarang, kita masih saling bermesrawalau hanya lewat perantara telfon udara.B…
Selengkapnya »"Lebih indah senyummu daripada lukisan itu"Di sore yang masih asik bergurau dengan hujan ini, aku menemukan tubuhmu yang sedang bersimpuh pada lorong lorong kecemasan itu. Kau biarkan lukisan lukisan megah itu menyaksikan tubuhmu yang anggunnya tiada banding, tak adil rasanya jika aku hanya mematung disudut ruangan ini, ku coba saja mendekatimu dan kurangkul tubuh anggunmu itu.“Mampus!”, ucapku pada lukasin lukisan megah itu yang melototiku dengan penuh cemburu, bi…
Selengkapnya »Rumah yang paling ramahSeringkali sepi dan kekhawatiran datang menghampiriku, membawaku pada lamunan di batas kehampaan. Namun saat diri ini mulai kehilangan arah, luas saujanaku selalu berhasil menangkap nada-nada beserta beberapa aksara yang dikemas sempurna menjadi sebuah doa.Tak henti-hentinya doa-doa itu selalu engkau panjatkan, memecah di lagit-lagit kebahagian, mencipratkan jutaan warna harapan berupa kebaikan. Setelah doa-doa itu berhasil engkau langitkan, di mataku …
Selengkapnya »Misah-misuhAku masih setia dengan kopiku, duduk di antara insan-insan yang sibuk saling menyulangkan air sebagai salah satu ritual memanggil sekumpulan kegelisahan dan keresahan. Botol kaca beradu dengan gelas, menciptakan denting suara yang menjadi tanda jeda antara kegelisahan satu kepada kegelisahan lainnya.Riuh ruang ini penuh dengan cerita dari isi kepala. Beberapa orang melukiskan dendam, beberapa lainnya mengukir sumpah serapah, beberapa juga tertawa lega atas cerita …
Selengkapnya »Sebuah rumah yang bernama “kesendirian”Buku catatan diatas meja kamarku belum penuh dengan wajahmu, lukisan senyumanmu, cerita-ceritamu, atau susunan puisi yang menggambarkan semua tentangmu. Tapi kau sudah menghapus jejak-jejak di sepanjang rumah itu. Datang, menyebar bibit-bibit harapan, menjanjikan sebuah kebahagiaan, namun setelahnya kau musnahkan semua dalam satu malam. Semudah itu kah kau memainkan perasaan?Kini porak poranda semuanya. Keikhlasan, penyesalan, dan denda…
Selengkapnya »Bulan baikSemesta memutar masa lebih cepat dari yang aku kiraSedangkan, beberapa cita-cita masih saja menjadi rencanaBeberapa angan-angan sebatas lamunan semataDan, beberapa aksara hanya jadi hiasan jendela.Kedewasaan tak mungkin dihindariIa sudah singgah dipelupuk mataAlih-alih mawas diri, aku justru terbuai dalam kelalaianAlih-alih sibuk ibadah, aku justru asik mencari duniawi.Herapan menjelma menjadi kabut di kepalakuBegitu sulit ku pegang dengan tanganku yang subur ditum…
Selengkapnya »Masih adakah namamu di langit semestaku?Aku berdiri ditengah hujanKu pejamkan matakuDan membirakan hujan mencumbui tubuhku.Ku langitkan wajahkuDan mulai mencari namamu diantara jutaan rintik hujan.Lima menit pertama aku masih terbiasaLima belas menit setelahnya aku mulai merasakan hujan-yang semakin ganas mencumbuikuLima puluh menit selanjutnya tubuhku sudah mati rasaLangit tak kunjung menampilkan namamuYang ada hanyalah kehampaanSuramDinginSesak Serta kesendirian yang menja…
Selengkapnya »"Entahlah"Angin dan hujan menjadi satu,Bawaku dalam kegelisahan yang tak semstinya,Gelisahku pun membatu,Melekat pada setieap rongga rongga yang jauh dari rasa nyaman.Mereka mewakili isi hati,Lusuh kehilangan kenyamanan,Di bawah deras hujan,Aku sibuk mencari apa yang dulu pernahku sia siakan.`Duniaku sedang tidak baik baik saja,Terpuruk dan lemah tak berdaya,Terbungkus selimut yang tak semestinya,Bagai raga tanpa nyawa.Sore ini tak ada senja,Hanya ada langit suram,…
Selengkapnya »"Swastamita"Denting piano teriakan nadanya,Mengiringi datangnya senyummu;Langitpun berseteru,Bingung antara senja yang terlalu indah,Atau, senyummu yang kian merekah.Mengagumimu lebih dari apapun itu dari senja,Bahkan andaikan kesempurnaan bukan milik tuhan,Kukira, kau adalah wanita paling sempurna.Atas senja yang sering di kata indah,Sebab di sana ada jingga yang datang.Lalu apa yang harus ku sebut untuk menggambakan parasmu yang senda,-Dan senyumu yang mampu hila…
Selengkapnya »